Senin, 20 Juli 2015

Peluang bisnis dipedesaan, bahan baku melimpah.

Peluang Bisnis di pedesaan bahan baku melimpah.

Masyarakat Pedesaan terbius oleh saudara-saudaranya yang sudah terlebih dahulu sukses di kota karena itu mereka lebih memilih sekolah dikota karena ketersediaan berbagai penunjang pendidikan dikota relative lebih lengkap.
Setelah lulus sekolah / kuliah sudah terbentuk dibenaknya "suasana kota", gaya hidup kota, baju rapi dan resik, bersepato mengkilap, kulit mulus, pergaulan cafe, karaoke, diskotik, siang -malam gemerlapan, sarana mewah walaupun milik saudara tapi terlanjur ikut menikmati, kendaraan serba mudah, ada mobil inventaris , ada motor ada taksi semuanya mendukung kenyamanana kehidupan kota kesimpulannya "tidak mungkin" pulang kampung yang sudah terlanjur di tinggalkannya.
Akhirnya mencari kerja di kota lalu diterima dan mulai bertugas dengan standar disiplin di perusahaan kota serba ketat semakin sempit waktu untuk berakses dengan pedesaan mungkin hanya saat lebaran atau natal saja bisa pulang kampung itu pun jika bekalnya sudah cukup layak untuk di pamerkan ke kerabat di kampung.
Didukung lagi oleh pepatah orang tua bahwa kamu harus berhasil lebih baik dari tetangga, bahwa kamu harus lebih berhasil dari saudara-saudaramu sebelumnya, bahwa kamu harus bisa banyak memberi orang-orang kecil di kampung ini.
Benar-benar semua itu menular dengan cepat ke semua anak kecil, semua anak remaja bahwa sekolah dikota, bahwa bekerja dikota adalah sebuah titik tangga awal yang lebih baik dibanding sekolah dikampung sampai bekerja.
Karena itu pada saat lebaran selalu membludak manusia desa yang berada dikota pada saat itulah kembali ke asalnya, kembali kekubangannya, kembali menyadari bahwa kampung halamannya lebih baik dari kondisi kotanya, bahwa kampung halamannya selama ini merindukannya, bahwa segala kenangan dikampungnya menjadi bahan baku kesuksesannya.
Diantara keberhasilan mereka dikota adalah bisnis dan proses bisnis dikota selalu ada kaitannya dengan sumber-sumber bahan baku dan sumber-sumber bahan baku itu ternyata hampir 90 % berasal dari kampung tapi sangat sedikit yang dengan sengaja menggali segala potensi di kampung tersebut untuk di proses sebagai bisnis di kampungnya sendiri atau mungkin dari pihak pemerintah juga tidak memberi jalan yang serus dan fokus untuk mengembangan potensi sumber bahan baku yang saat ini melimpah dikampung untuk di proses sebagai bisnis besar dikampung itu sendiri bukan diangkut kekota masih dalam bentuk mentahan yang karenanya akan menggusur pemuda-pemudi kampung untuk pindah kekota, maka sebaliknya jika terdapat proses produksi dipedesaan atau di perkampungan justru selain menahan orang kampung datang kekota justru bisa jadi akan membawa orang kota pindah kekampung bahkan pada suatu saat segala fasilitas kemudahan di kota akan tersedia di kampung sehingga kebanggaan terhadap kampungnya dan desanya bagi kaum muda akan meningkat dan jika seluruh aktivitas perkotaan ikut tumbuh tersedia di kampung maka "artinya" kampung itu sudah mendekati suasana kota.

Contoh potensi bahan baku bisnis di kampung antara lain :

Hampir semua rumah dikampung mempunyai kolam artinya jika berbisnis perikanan sudah sangat mudah tinggal membeli bibit ikan ditabur di kolam, dibimbing penyuluhan perikanan ( juga sudah ada ) dikelola oleh para ahli muda orang kampung itu sendiri, di buat bisnis olahan atau kuliner, atau menjadi suplayer ikan ke perkotaan atau kalau perlu sampai bisa export dibimbing oleh pebisnis yang sudah punya akses bisnis seara luas maka didesa tersebut pasti akan menjadi sumber ikan untuk mensuplai ke perkotaan dan disitu berarti sudah menjadi sentra bisnis perikanan.

Contoh lainnya adalah pohon bambu yang melimpah hampir diseluruh kampung di Indonesia tapi justru sangat sedikit sekali diperkampungan tersebut yang memproduksi peralatan kebutuhan yang diperlukan orang kota dan diproduksi dikampung itu, misalnya : ayakan, Nyiru, tolombong, giribig, kerai, besek, hihid/kipas, boboko, kemasan parsel, tongkat sapu, sapu lidi, sapu kamar, sapu dapur, jepitan kue, wadah buah, kotak bumbu dapur, asbak, kursi taman, kursi hias, berbagai kerajinan, lukisan, alat kesenian, hiasan, dll.

Contoh lainny adalah Pohon aren dan kelapa :

Kedua pohon ini mirip penghasilannya juga mirip ada kelapanya ada cangkaleng, ada ijuk ada sabut kelapa, ada lidi aren ada lidi kelapa, ada ulam aren ada ulam kelapa, ada nira aren ada nira kelapa, ada daun aren ada daun kelapa ( dibuat janur ) ada karinding alat seni sunda dari pelepah aren atau pelepah kelapa, ada pohon aren ada pohon kelapa bisa dibuat DOGDOG alat seni reog, ada tepung aci aren ada tepung aci kelapa, ada tiang rumah dari pohon aren ada tiang dari pohon kelapa, ada gagang cangkul ( doran ) dari pohon aren atau dari pohon kelapa, adan Nichaku/ double stick dari pohon aren atau pohon kelapa, dan kerajinan seni  lainnya.

Masih sangat banyak lagi contoh-contoh produk yang bahan bakunya ada di desa dan bisa diproduksi di desa itu sendiri dengan cara yang sanga sederhana, manual dan tidak terlalu besar biayanya untuk memeulai produksi bahkan sekarang sudah sangat banyak tenaga ahli pemasaran dan penjualan jadi jika semua itu diproses di desa maka pemasarannya bisa dengan sangat mudah juga.

Untuk semua itu memang satu atau dua produk sudah ada yang memproduksi didesanya tapi belum mendapat support dari pihak pihak terkait untuk membuat perusahaan mikro tersebut menjadi besar sehungga belasan tahun usaha kecil itu tidak berkembang, dan pada akhirnya malah bukan memjadi penarik minat kaum muda malah jadi contoh jelek karena bisnis seperti itu ternyata sulit berkembang.

Silahkan kontak HP 081 222 474 110 atau email : mbccpgroup59@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar