Kamis, 30 Juli 2015

Cara mengatasi penganggur agar lebih produktif

Kalau nonton TV atau baca internet , atau baca koran atau mendengar radio atau mendengar obrolan di warung kopi atau ada talkshow para pejabat atau orang - orang pintar banyak sekali menyebut-nyebut jumlah penganggur sekarang 9.000.000 orang lebih, wow...!

Tapi anehnya, berpuluh-puluh tahun pengangguran itu tetap ada bahkan cenderung meningkat terus setiap tahun padahal banyak sekali pera pemimpin, para pejabat, para orang-orang pintar yang membahasnya dan rancangan solusi-solusinya tetapi ternyata solusi-solusi yang dirancang tersebut ternyata tetap menulis penganggur dengan angka yang berkisar  sama besar.

Bingung...!
Katanya penyebabnya kurang lapangan pekerjaan bagi saya semakin aneh karena selama ini para penganggur itu kan ada di sekitar kita mereka makan, mereka jajan, mereka beraktivitas yang mengeluarkan uang, entah dari manapun sumber uang itu dan diluar itu saya juga sering mendengar pemerintah dan swasta membangun banyak pabrik atau bisnis apapun tapi tetap saja pengangguran itu jumlahnya tidak jauh berbeda, bahkan saya juga sering mendengar setiap tahun dialokasikan "UANG" jumlahnya Puluhan Triliun untuk UMKM tapi semakin aneh, uang itu habis tetapi UMKM nya tetap seperti ini, dan penganggurnyapun tetap juga seperti ini. Wow...!

Saya belajar saja berandai-andai, jika dalam lima tahun alokasi dana untuk UMKM terdapat 5 x 20 triliun berarti tersedia dana 100 T, jika dibuat perusahaan UMKM baru masing-masing bernilai 10 m, maka akan terwujud 10.000 unit pabrik dan rangkaian bisnis dibawahnya, dan jika setiap perusahaan tersebut melibatkan 500 karyawan dan pebisnis UMKM baru dibawahnya berarti akan terserap penganggur 5.000.000 orang ( dalam 5 tahun ) padahal alokasi itu sudah berjalan puluhan tahun, logikanya pengangguran tersebut harus sudah habis kalaupun tetap muncul penganggur baru mungkin akan jauh lebih sedikit dari yang ada sekarang.

Jumlah itu belum termasuk dengan mengalirnya Investor dari luar negeri maupun dalam negeri yang mendirikan perusahaannya di Indonesia setiap tahun.

Itu jika seluruh penganggur di plot hanya sebagai karyawan semuanya, padahal kalau saya cenderung lebih menyarankan agar penganggur dan calon penganggur berikutnya tersebut diplot untuk menjadi "pebisnis" UMKM semuanya.

Misalnya berandai-andai lagi, jika alokasi yang sama dalam 5 tahun = 100 T, maka jika semuanya dibagi untuk 3.000.000 penganggur berarti masing-masing akan menerima Rp 33.333.333,- uang sejumlah itu sangat cukup untuk dibuat sebagai bisnis UMKM yang didalamnya akan mempekerjakan paling sedikit 3 orang, artinya juga penganggur itu akan habis dalam waktu 5 tahun, bahkan setiap tahun akan menyerap lagi tenaga kerja calon penganggur berikutnya.

Dengan cara ini sekaligus mendorong tumbuhnya kekuatan ekonomi secara horizontal yang akan menjadi pondasi ekonomi baik berupa manufaktur maupun aliran bisnis lainnya sebagai multyplayer effect.

Tentu saja dana sejumlah itu bukan sekedar "dilempar" begitu saja, segala sesuatunya dirancang dan di susun secar cermat dan akurat termasuk bimbingan, pengawasan dan control didalam pelaksanaannya.

Apakah mungkin 3 juta UMKM dapat dibuat berturut-turut dalam 5 tahun, apakah konsumennya berpotensi untuk menyerap produknya ?

Penduduk Indonesia ini berkisar 250.000.000 orang yang selama ini menjadi pasar dan konsumen produk impor yang sangat potensial bahkan cenderung mendesak produk lokal, bahkan tidak lama lagi akan mengarah ke globalisasi bisnis MEA, dll. 

Artinya, semua itu akan menjadi sebuah proyek yang sangat besar untuk "mempersiapkan" benteng kekuatan ekonomi Indonesia yang sebenarnya, konkrit dan real bukan sekedar rangkaian rencana belaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar